Selamatkan Bangsa dari Limbah Plastik


Hari Peduli Sampah Nasional pertama kali ditetapkan pada tahun 2005 tepat setelah terjadinya tragedi longsor sampah di TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat pada tanggal 21 Februari. Adanya insiden tersebut menjadi pemicu untuk dicanangkannya Hari Peduli Sampah Nasional. 

Harapannya, kepedulian masyarakat Indonesia terhadap kebersihan lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah dengan langkah sederhana yaitu Reduce, Reuse, Recycle (3R). Sampah bukan lagi menjadi beban, namun memiliki nilai ekonomis jika dikemas dengan baik. Bahkan bisa menambah income keluarga.  Jika diolah dengan baik sampah plastik daur ulang dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp 16.378.472 per bulan dari produksi 48 ton sampah plastik

Bahaya Limbah Plastik

Setiap hari rasanya sulit melepaskan diri dari plastik. Plastik merupakan produk serbaguna, ringan, fleksibel, tahan kelembaban, kuat, relatif murah. Karena berbagai kemudahan tersebut, seluruh dunia bernafsu untuk menghasilkan lebih banyak produk berbahan baku plastik. 

Dalam satu hal, penggunaan plastik memang menjaga produk segar lebih tahan lama. Penggunaan plastik juga memungkinkan pembuatan peralatan kesehatan, meningkatkan efisiensi transportasi, memiliki potensi besar digunakan dalam teknologi energi terbarukan. 

Sifat sampah plastik tidak mudah terurai dan proses pengolahannya menimbulkan toksik dan bersifat karsinogenik (zat yang menyebabkan kanker). Sehingga butuh waktu sampai ratusan tahun bila terurai secara alami. Pencemaran plastik mempengaruhi plankton sebagai organisme terkecil di dunia. Ketika organisme terkecil terganggu, maka akan menyebabkan ketidakseimbangan untuk organisme lainnya. Hewan yang lebih besar teracuni dan manusia kemungkinan mengonsumsi ikan yang tercemar polutan. 

Data dari National Oceanographic and Atmospheric Administration menyebutkan bahwa jutaan burung dan ikan serta 100.000 mamalia mati akibat sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik. Sampah plastik juga merusak sistem hutan bakau yang penting bagi manusia dan merupakan habitat bagi ribuan spesies.

Turunkan Kualitas Air dan Udara

Penggunaan zat adiktif kimia selama proses produksi plastik dapat menyebabkan gangguan endokrin. Tak hanya itu, proses penyimpanan dan pembuangan plastik dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan yang memengaruhi orang-orang di seluruh dunia.

Ketika sampah plastik menggunung di tempat pembuangan sampah dan berinteraksi dengan air, akan terbentuk bahan kimia berbahaya yang bisa meresap ke bawah tanah. Keadaan ini akan menurunkan kualitas air. Kemudian air tanah dan waduk menjadi rentan terhadap kebocoran racun dan aliran sampah plastik.

Pembakaran sampah pastik di udara terbuka menyebabkan udara tercemar karena pelepasan bahan kimia beracun ke udara. Udara yang tercemar ini memengaruhi kesehatan manusia dan hewan.

Program Kantong Plastik Berbayar

Dilansir dari Indonesia.go.id, sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Sementara itu, kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik. Jumlah ini menempatkan Indonesia di urutan ke dua sebagai negara dengan jumlah pencemaran sampah plastik ke laut terbesar, setelah Tiongkok.

Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), 100 gerai anggota Aprindo selama setahun menghasilkan 10,95 juta lembar sampah kantong plastik atau setara dengan 65,7 Ha kantong plastik. Jumlah ini bisa disamakan dengan 60 kali luas lapangan sepakbola. Oleh karena itu, Aprindo mendukung langkah pemerintah untuk mengurangi sampah plastik dengan menerapkan kantong plastik berbayar.

Setiap tahun, jutaan rupiah dihabiskan untuk mengatasi dampak sampah plastik. Puluhan hektar lahan dan biaya terkuras untuk membuat banyak tempat pembuangan sampah yang sebagian besar adalah sampah plastik.Di sisi lain, pemasukan negara berkurang, seiring dengan menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke lokasi-lokasi wisata alam yang penuh sampah plastik. (nik)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sukaton Purtomo Priyatmo, SH, MM, Kepala Disdikbudpora Kabupaten Semarang Guru Harus Sejahtera

Tomat Hitam Kaya Manfaat

SMK Negeri H. Moenadi Ungaran Berkomitmen “Sekolah Mbangun Desa”