Dr. Jumeri STP, MSi, Dirjen PAUD dan Dikdasmen Kemendikbud dari GTT hingga Dirjen


Nama Jumeri pernah menjadi perbincangan di kalangan ASN Provinsi Jawa Tengah.  Melalui proses lelang jabatan,  ia dilantik menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah,  pada 2019. Tidak bisa dipungkiri jika ada pihak yang kurang yakin jika ia  mampu menduduki jabatan tersebut. Namun karena proses lelang jabatan terbuka yang dilakukan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, ia  mampu membongkar sekat birokrasi yang biasa berjalan. 

Tak perlu berlama-lama menjadi orang pertama di Dinas yang berlokasi di Jl. Pemuda 134 Semarang ini. Mantan Kepala SMK N 1 Bawen Kabupaten Semarang ini bahkan sejak Juli 2020 resmi menduduki  pejabat Eselon I di Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Yakni Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD-Dikdasmen).

Bekal Pengalaman

Pria kelahiran Boyolali, 1963 ini tidak menyangka jika mampu menduduki jabatan seperti sekarang ini. Saat ditanyakan kiatnya, ia mengatakan hanya bekerja sungguh-sungguh dan hasilnya diserahkan kepada Allah yang Maha Kuasa.

Ia mengaku mendengar adanya lelang jabatan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dari group Whatsapp komunitas kepala sekolah, saat melakukan umrah. Mengingat syarat administrasi yang dimilikinya memungkinkan, dengan support teman-teman, sampai ke tanah air, ia memantapkan niat untuk mengikuti lelang jabatan tersebut. 

Saat awal mendaftar, pria yang pernah menjadi Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Jateng itu mengaku grogi dengan para pesaingnya. Selain tidak memiliki kenalan di birokrasi, diantara pesaingnya adalah  pejabat struktural di Pemprov. Jateng, dari kementerian, ada pula yang bergelar Profesor dan Doktor.”Saya tidak merasa takut dan tanpa beban,”ujar Kepala Sekolah Terbaik Tingkat Nasional tahun 2013 tersebut.

Dengan bekal pengalaman sebagai guru,  kepala sekolah serta di bidang pendidikan lainnya, Jumeri mantap mengikuti proses seleksi dari awal hingga akhir dengan lancar. Ia menilai proses penilian dari tim seleksi  sangat objektif. Namun bekal pengalaman yang barangkali membuatnya terpilih. Ada materi pertanyaan yang tidak mungkin bisa dijawab oleh orang yang belum berpengalaman di bidang pendidikan.

Hingga akhirnya, ia masuk dalam kandidat yang lolos dan dilantik menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk menjadi seorang pemimpin memang dibutuhkan pengalaman, komitmen, intregritas dan teruji.

Menggagas Perdikan

Dikutip dari tribunnews.com, saat menjadi kepala SMK Negeri I Bawen, Jumeri menggagas Perdikan (Pertolongan dengan Memandirikan). Sebuah ide yang berjalan beriringan dengan proses pendidikan tersebut, diharapkan dapat membantu keuangan siswa dari keluarga tidak mampu. 

Menurutnya, permasalahan yang dihadapi bukan hanya tidak mampu membayar uang sekolah, tetapi juga ketidakmampuan untuk membiayai transportasi, makan, dan keperluan sekolah lainnya. Dengan demikian, solusinya tidak cukup diatasi hanya dengan memberi keringanan atau membebaskan uang sekolah, tetapi  juga menolong pemenuhan kebutuhan operasional sekolah mereka.

Program ini mengoptimalkan bidang wirausaha. Realisasinya  dengan memberikan pinjaman kepada siswa, berupa uang,  fasilitas serta pendampingan. Hasilnya siswa mampu kreatif dan lebih percaya diri. Mereka mendapatkan penghasilan dari hasi karyanya. Para siswa  membentuk kelompok produksi, seperti memelihara ayam, catering, dsb. Usaha ini ternyata mampu memberikan pendapatan kepada siswa. 

Ada siswa laki-laki yang tak segan  menjual jamu gendong dan disimpan dalam termos, atau murid yang tidur di kandang. Mereka bisa menghidupi dirinya sendiri, beli kendaraan, dan membiayai sekolahnya.  Kegiatan memandirikan ini merupakan kegiatan yang bersifat aktif-kreatif dan mengandung unsur olah rasa, olah pikir, dan olah raga. 

Dengan memandirikan para siswa, mereka tidak tergantung sepenuhnya pada sekolah, tetapi aktif berusaha untuk mendapatkan uang. Dari penjualan hasil praktek harian, anak-anak mendapat bagian sebesar 80% dari keuntungan. Pendapatan  yang diterima para siswa dari kegiatan aktif-kreatif mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2010/2011 sebesar Rp. 145.930.000,00, maka pada  2012/2013, meningkat menjadi Rp. 1.121.158.000,00.  

Tunggakan Sekolah Menurun

Dengan Perdikan, terjadi penurunan jumlah tunggakan pembayaran uang sekolah. Dari  36% di tahun 2009/2010, menjadi 15% di tahun 2012/2013. Angka DO yang disebabkan karena faktor ekonomi pun mengalami penurunan, yakni dari 4,6% di tahun 2009/2010, dan  menjadi tidak ada di tahun 2012/2013. Sebelumnya, banyak siswa yang sampai kenaikan kelas tidak bisa membayar uang sekolah. Bahkan hingga  luluspun tidak bisa melunasi uang sekolah.

Pencapaian siswa-siswa SMKN 1 Bawen, Semarang,  melalui hasil praktek kerja ini adalah sebuah prestasi yang cukup spektakuler. Kendati demikian, buah keberhasilan ini tentu tak lepas dari jerih payah mereka yang membimbing, mengarahkan, dan memberi jalan. Dalam hal ini, terutama adalah sang Kepala Sekolah. Jumeri, S.TP, M.Si. Dengan  Perdikan ini, Jumeri menyabet Juara I dalam ajang Lomba PTK Berprestasi dan Berdedikasi Nasional 2013. Ia  mengantongi uang tunai Rp 30 juta  dari Kemdikbud dan beberapa  hadiah menarik lainnya.

Terobosan lain yang dilakukan Jumeri sebagai kepala SMKN I Bawen adalah membuat kebijakan mengenai kantin sekolah. Ia mewajibkan produk kantin sebesar 60% adalah hasil produk dari para siswa. Dengan cara demikian, maka para siswa pun memiliki pasar. Selain itu pun dilarang ngutang. Jadi harus bayar tunai, sehingga ada jaminan pasar bagi anak-anak. Ini untuk mendidik anak-anak di bidang marketing. *


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sukaton Purtomo Priyatmo, SH, MM, Kepala Disdikbudpora Kabupaten Semarang Guru Harus Sejahtera

Tomat Hitam Kaya Manfaat

SMK Negeri H. Moenadi Ungaran Berkomitmen “Sekolah Mbangun Desa”