Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) Lampung Raih Akreditasi “Baik Sekali” dari BAN-PT


Universitas Teknokrat Indonesia (UTI), salah satu PTS terbaik di Provinsi Lampung, makin menunjukkan kualitasnya di tataran nasional. Kualitas bukan hanya berbagai prestasi yang diraih mahasiswanya, tapi juga kualitas mutu pendidikannya.

Ini antara lain dibuktikan dengan diperolehnya Akreditasi “Baik Sekali” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Dengan mengantongi  SK nomor : 643/SK/BAN-PT/Akred/PT/VIII/2020 ini, maka UTI  menjadi Perguruan Tinggi pertama di pulau Sumatera yang mendapatkannya.  

Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Dr. HM. Nasrullah Yusuf, SE, MBA mengatakan bahwa pihaknya  mencetak SDM professional, berkarakter dan kompetitif di bidangnya. Lulusannya mampu mengisi lapangan pekerjaan di berbagai instansi pemerintah dan swasta, atau mandiri sebagai pebisnis. “Kami selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran demi memenuhi tuntutan dan tantangan globalisasi yang semakin ketat,”ujar Rektor Terbaik Dalam Kepeloporan/Insan Teladan “Bidang Inovasi dan Prestasi Nasional” dari LLDIKTI Wilayah II tahun 2019 ini.

Terpilihnya Nasrullah sebagai wakil ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) periode 2020-2021, semakin membuktikan bahwa UTI  adalah salah satu  PTS terbaik di Lampung dan Nasional. 


Kampus Sang Juara

UTI menyelenggarakan  pendidikan yang memberikan peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan kreatifitasnya. Selain pematangan keilmuan, selama kuliah mahasiswa diperkaya dengan berbagai soft skill dan keterampilan penunjang. SDM yang mampu bersinergi dengan keimanan dan ketakwaan, juga menjadi bagian dari proses pembelajaran UTI.  

Hasil dari upaya tersebut, sejumlah  prestasi tingkat regional, nasional bahkan internasional  berhasil diraih mahasiswa/siswi UTI.  Baik di  bidang teknologi informasi, ilmu pengetahuan, olahraga, seni maupun bahasa. Selain menjuarai kompetisi, juga kerap menjadi duta pertukaran pemuda ke luar negeri.

Seluruh prestasi tersebut diharapkan mampu menjadi portofolio, yang dapat menunjang kepercayaan diri lulusan pada dunia kerja. Pembentukan citra prestasi tersebut maupun gelar yang telah melekat diharapkan menjadi kebanggaan dan motivasi untuk melangkah menuju masa depan yang lebih gemilang. “Bukan hanya sebagai goresan tinta hitam di atas kertas putih,”imbuh H. Mahathir Muhammad. 

Tidak heran jika  kampus yang berlokasi Jl. Z.A. Pagar Alam No 9-11 Kedaton, Bandar Lampung ini, dikenal sebagai kampus sang juara. Beragam prestasi tersebut berbanding lurus dengan keberhasilan para lulusan meraih pekerjaan. Bukan sekadar pekerjaan biasa, melainkan hingga menduduki posisi strategis. 

Slogan “Sang Juara” yang dimiliki UTI tidak hanya menjadikan kampus ini kaya akan prestasi, tetapi mampu membentuk karakter unggul dan siap bersaing di kehidupan bermasyarakat. Di era disrupsi, memang dibutuhkan karakter “Sang Juara” yang memiliki jiwa kompetitif dan inovatif. 


Kerjasama dengan PT Luar Negeri

UTI  terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan mutu lulusannya. Salah satunya menjalin kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi luar negeri. Sebut saja dengan Tashkent State University of Economics Uzbekistan. Menurut Nasrullah kerjasama ini dilakukan dalam bidang peningkatan akademik,  pendidikan dosen, pertukaran dosen, pertukaran mahasiswa, dan kerja sama dalam bidang lain, seperti sosial budaya. 

Sebelumnya UTI juga telah menjalin kerjasama dengan para pakar luar negeri. Seperti, Prof. Gultekin Altuntas dari Istanbul University, Prof. Dr. Erlane K. Ghani dan Dr. Kamaruzzaman Muhammad keduanya dari Universiti MARA Malaysia. Lalu dari Universitas of Zagreb Croasia,  Profesor Robert Mikac, Ph.D, dan beberapa perguruan tinggi di Tiongkok. 


Membangun Character

Ketua Umum DPP Himpunan Seluruh Pendidik dan Penguji Indonesia- Pendidikan Non Formal (HISPPI - PNF) ini menambahkan bahwa tolok ukur lembaga pendidikan adalah menghasilkan lulusan yang siap dan mampu memenangkan persaingan kerja. Pada era globalisasi, lanjutnya,  persaingan dalam segala bidang termasuk dalam dunia kerja semakin ketat, untuk itu diperlukan strategi jitu memenangkan persaingan, diantaranya mengembangkan sikap kreatif dan inovatif disertai karakter yang baik. 

Pembentukan sikap kreatif, inovatif dan karakter seseorang sangat dipengaruhi banyak faktor diantaranya lingkungan, keluarga dan pendidikan.

”Prestasi akademik yang gemilang dan tingkat intelegensi yang tinggi tanpa disertai karakter yang baik tidak menjamin manusia tersebut berhasil di tengah masyarakat.” 

Oleh karena itu ia berkomitmen menjadikan UTI  menjadi kawah candradimuka bagi masyarakat Indonesia. Mengasah jati diri,karakter dan kecerdasan melalui berbagai proses pembelajaran dan mampu bersaing dalam dunia kerja. “Kami mencetak  tenaga profesional, yang siap berkompetisi di era global.”    


Dari Konvensional Ke Super Digital

Nasrullah  juga mengaku pentingnya mendobrak pemikiran dan cara pandang konvensional menjadi super digital pada era globalisasi. Menurutnya, cara berpikir manusia harus cepat berubah. Kita harus melatih diri bagaimana merespon masa depan diantaranya dengan komitmen dalam peningkatan investasi dan keterampilan di pengembangan digital skill, serta selalu mencoba dan menerapkan prototype teknologi terbaru.

Mahasiswa, imbuhnya,  tidak hanya sekedar menjadi obyek peraih ilmu pengetahuan. Tetapi juga sebagai pengembang dan pengamal ilmu pengetahuan. Dengan demikian maka  daya saing bangsa  akan ikut meningkat. Sementara daya saing bangsa itu dibangun melalui proses pendidikan yang memberikan peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan kreatifitasnya. UTI melihat kemampuan Bahasa Inggris dan teknologi digital perlu terus dikembangkan. “Kami siap membawa UTI menuju World Class University,” ujar Nasrullah.


Sejarah Pendirian

Awalnya  UTI berwujud Lembaga Pendidikan Teknokrat, yang didirikan pada tanggal 19 Febuari 1986. Operasional "Kursus dan Bimbingan Technocrat" tersebut telah mengantongi ijin Depdikbud (Depdiknas) Propinsi Lampung. Lembaga yang ditunjuk sebagai model percontohan Program Pendidikan Sistem Ganda (link and match) tingkat nasional ini didirikan oleh Nasrullah Yusuf.  Bermodalkan sebuah motor bekas merk Bajaj yang dijual seharga Rp 1.600.000,00.

Pembelajaran dilaksanakan di gedung sewa,  dengan perlengkapan didesain sendiri.  Program yang diselenggarakan masih terbatas pada kursus Bahasa Inggris, Akuntansi, bimbingan Belajar, dan Mengetik Manual. Pembelajaran yang dimulai pada  Maret 1986 tersebut, diikuti  32 siswa (2 kelas Bahasa Inggris),  22 siswa (Akuntansi), dan 8 siswa (Mengetik Manual). Sementara  Bimbingan Belajar diikuti oleh 3 peserta. Tenaga pengajar hanya dua orang, yaitu Nasrullah Yusuf (mengajar Bahasa Inggris, Akuntansi, Mengetik, Bimbingan Belajar dan merangkap Tata Usaha), serta Ny. Hernaini Nasrul (mengajar Bahasa Inggris dan Mengetik Manual).

Pada tahun 1995 Kursus dan Bimbingan Technocrat berganti nama menjadi Lembaga Pendidikan Teknokrat. Lembaga ini membawahi dua departemen yaitu Departemen Kursus dan Bimbingan, serta Departemen Lembaga Pendidikan Bisnis dan Manajemen. 

Lembaga Pendidikan Bisnis dan Manajemen berupaya mengembangan diri dan melakukan terobosan-terobosan.  Diantaranya, pada 1996 membuka  Program Pendidikan Satu Tahun Teknokrat. Hingga saat ini program tersebut  menyelenggarakan Program Pendidikan Satu Tahun Siap Kerja ECOMTEC (English Computer Technology Infomation), Komputer Akuntansi, Komputer Desain Grafis, Komputer Sekretaris, dan Bahasa Inggris.Dalam perjalanan waktu, lembaga ini mengalami perkembangan yang signifikan. Sejumlah prestasi terus diraih.  

Seiring dengan keinginan meningkatkan peran serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, maka didirikanlah Perguruan Tinggi Teknokrat pada tahun 2000. Perguruan Tinggi ini terdiri dari tiga institusi, yaitu Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Teknokrat, Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Teknokrat dan Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Teknokrat.Perkembangan Perguruan Tinggi STMIK-AMIK-STBA Teknokrat semakin pesat, dan diakui hingga tingkat internasional.  Dengan diterimanya Sertifikat Manajemen Mutu Internasional ISO 9001:2008 yang diterbitkan oleh SAI Global dari Australia.  

Pada tahun 2015 Yayasan Pendidikan Teknokrat berinisiatif meningkatkan kapasitas,  dengan menggabungkan institusi ketiga lembaga pendidikan tinggi tersebut. Usaha dan kerja keras Yayasan Pendidikan Teknokrat akhirnya mendapatkan hasil. Melalui SK Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi nomor: 494/KPT/I/2017 tanggal 18 September 2017, STMIK-AMIK-STBA Teknokrat menjadi Universitas Teknokrat Indonesia. (ind)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sukaton Purtomo Priyatmo, SH, MM, Kepala Disdikbudpora Kabupaten Semarang Guru Harus Sejahtera

Tomat Hitam Kaya Manfaat

SMK Negeri H. Moenadi Ungaran Berkomitmen “Sekolah Mbangun Desa”